Jumat, 08 Juni 2012

BAB II PEREKONOMIAN SEBELUM ORDE BARU (ORBA)


BAB II
PEREKONOMIAN SEBELUM ORDE BARU (ORBA)
Gejolak situasi politik
Mengingat kebijakan-kebijakan makroekonomi tak luput dari keputusan-keputusan politik, maka relevan mengawali bahasan keadaan ekonomi pada masa sebelum orde baru denagan merujuk sepintas gejolak-gejolak politik yang berlangsung selama masa itu. Secara, politis, kurun waktu sejak kemerdekaan hingga tahun 1965 dapat diplih menjadi tiga periode yaitu:
1.      Periode 1945-1950
2.      Periode demokrasi parlementer (1950-1959) juga dikenal sebagai periode demokrasi liberal dan berakhir tanggal 5 juli 1959
3.      Periode demokrasi terpimpin yang dikenal dengan periode orde lama. Sepanjang kurun 1945-1965 keadaan politik sangat labil.

a.       Cabinet Hatta (1949-september 1950) dengan program “devaluasi mata uang”
b.      Cabinet Natsir dengan program:
·         Eksport diperkuat
·         Kebijakan fiscal
o   Surplus NPI
c.       Cabinet sukiman (april 1951-feb1952) dengan program:
-          Nasionalisai the javasche bank menjadi BI pada 22 mei 1951
-          Surplus , deficit NPI
d.      Cabinet wiliko (april 1952-juni 1953)
-          Anggaran berimbang APBN
-          Rasionalisasi ABRI
-          Deskriminatif raisal di bidang ekonomi
e.       Cabinet Ali Sastra Negara (agustus 1953-juli 1954) dengan program:
-          Pembatasan import
-          Pengendalian JUB > gagal
f.       Cabinet Burhanuddin (agustus 1955-maret 1956) dengan program:
-          Liberalisasi import
-          Laju peredaran uang dapat ditekan
g.      Cabinet Ali Sastra Negara II (april 1956-maret 1957) dengan program:
-          Hasil pemilu I
-          57 program benteng dihentikan soekarno
-          Konsep RLT mulai di perkenalkan oleh Dr. juanda kartawijaya
h.      Cabinet Juanda (maret 1957-agustus1958) dengan program:
-          Eksport ditingkatkan
-          Nasionalisasi perusahaan asing
-          Peranf merebut irian barat
-          Presiden sekaligus sebagai perdana mentri (sosialisme ala indonesia)
Produksi dan Pendapatan
Selama satu setengah dasawarsa (1951-1966), pereonomian Indonesia tumbuh relative lamban. Sebagai mana yang telah diamati persentasi ekonomi per kapita hanya tumbuh setingkat 2,7% rata-rata pertahun. Pertumbuhan tertinggi persentase ekonomi per kapita terjadi pada tahun 1953, yakni sebesar 22,1% yang tak lain adalah rezeki perang korea. Perang tersebut telah membuat perekonomian Indonesia meningkat pesat.
Angkatan kerja, pekerjaan, dan upah
Menurut sensus, pada tahun 1961 terdapat hampir 64 juta jiwa penduduk berusia 10 tahun atau lebih. Tetapi yang tergolong sebagi angkatan kerja hanya 34,7 juta jiwa. Selebihnya (sekitar 29,5 juta jiwa) tidak digolongkan sebagai angkata kerja. Mereka ini adalah para pelajar dan mahasiswa, pekerja  atau pelaksana kegiatan produktif dirumah sendiri dan orang-orang lain yng tidak diketahui aktivitas ekonominya.
Neraca-neraca ekonomi nasional
Keprihatinan situasi perekonomian Indonesia selam era sebelum orde baru dapat pula dilihat dari beberapa neraca ekonomi nasional, yakni neraca pendapatan dan belanja negaram neraca perdagangan, dan neraca pembayaran luar negeri.

1 komentar: