BAB II
PEREKONOMIAN SEBELUM ORDE BARU
(ORBA)
Gejolak situasi politik
Mengingat kebijakan-kebijakan makroekonomi tak luput dari
keputusan-keputusan politik, maka relevan mengawali bahasan keadaan ekonomi
pada masa sebelum orde baru denagan merujuk sepintas gejolak-gejolak politik
yang berlangsung selama masa itu. Secara, politis, kurun waktu sejak
kemerdekaan hingga tahun 1965 dapat diplih menjadi tiga periode yaitu:
1.
Periode
1945-1950
2.
Periode
demokrasi parlementer (1950-1959) juga dikenal sebagai periode demokrasi
liberal dan berakhir tanggal 5 juli 1959
3.
Periode
demokrasi terpimpin yang dikenal dengan periode orde lama. Sepanjang kurun
1945-1965 keadaan politik sangat labil.
a.
Cabinet
Hatta (1949-september 1950) dengan program “devaluasi mata uang”
b.
Cabinet
Natsir dengan program:
·
Eksport
diperkuat
·
Kebijakan
fiscal
o
Surplus
NPI
c.
Cabinet
sukiman (april 1951-feb1952) dengan program:
-
Nasionalisai
the javasche bank menjadi BI pada 22 mei 1951
-
Surplus
, deficit NPI
d.
Cabinet
wiliko (april 1952-juni 1953)
-
Anggaran
berimbang APBN
-
Rasionalisasi
ABRI
-
Deskriminatif
raisal di bidang ekonomi
e.
Cabinet
Ali Sastra Negara (agustus 1953-juli 1954) dengan program:
-
Pembatasan
import
-
Pengendalian
JUB > gagal
f.
Cabinet
Burhanuddin (agustus 1955-maret 1956) dengan program:
-
Liberalisasi
import
-
Laju
peredaran uang dapat ditekan
g.
Cabinet
Ali Sastra Negara II (april 1956-maret 1957) dengan program:
-
Hasil
pemilu I
-
57
program benteng dihentikan soekarno
-
Konsep
RLT mulai di perkenalkan oleh Dr. juanda kartawijaya
h.
Cabinet
Juanda (maret 1957-agustus1958) dengan program:
-
Eksport
ditingkatkan
-
Nasionalisasi
perusahaan asing
-
Peranf
merebut irian barat
-
Presiden
sekaligus sebagai perdana mentri (sosialisme ala indonesia)
Produksi dan Pendapatan
Selama satu setengah dasawarsa (1951-1966), pereonomian Indonesia
tumbuh relative lamban. Sebagai mana yang telah diamati persentasi ekonomi per
kapita hanya tumbuh setingkat 2,7% rata-rata pertahun. Pertumbuhan tertinggi
persentase ekonomi per kapita terjadi pada tahun 1953, yakni sebesar 22,1% yang
tak lain adalah rezeki perang korea. Perang tersebut telah membuat perekonomian
Indonesia meningkat pesat.
Angkatan kerja, pekerjaan, dan upah
Menurut sensus, pada tahun 1961 terdapat hampir 64 juta jiwa
penduduk berusia 10 tahun atau lebih. Tetapi yang tergolong sebagi angkatan
kerja hanya 34,7 juta jiwa. Selebihnya (sekitar 29,5 juta jiwa) tidak
digolongkan sebagai angkata kerja. Mereka ini adalah para pelajar dan
mahasiswa, pekerja atau pelaksana
kegiatan produktif dirumah sendiri dan orang-orang lain yng tidak diketahui
aktivitas ekonominya.
Neraca-neraca ekonomi nasional
Keprihatinan situasi perekonomian Indonesia selam era sebelum orde
baru dapat pula dilihat dari beberapa neraca ekonomi nasional, yakni neraca
pendapatan dan belanja negaram neraca perdagangan, dan neraca pembayaran luar
negeri.
sipppppppp.......!
BalasHapusterima kasih. sangat membantu !