BAB X
PENGELUARAN PEMERINTAH
Pengeluaran Pemerintah
Identitas
keseimbangan pendapatan nasional Y = C + I + G merupakan pandangan kaum
Keynesian akan relevansi campur tangan Pemerintah dalam perekonomian tertutup.
Formula ini dikenal sebagai identitas pendapatan nasional. Y merupakan
pendapatan nasional, C merupakan pengeluaran konsumsi, dan G merupakan
Pengeluaran Pemerintah. Dengan membandingkan nilai G terhadap Y serta mengamati
dari waktu ke waktu dapat diketahui seberapa besar kontribusi Pengeluaran
Pemerintah dalam pembentukan pendapatan nasional (Dumairy,1997).
Intervensi pemerintah dan fungsi ekonomi Indonesia
Dalam kancah perekonomian modern peranan pemerintah terdiri dari :
1.
Fungsi
alokatif è
peranan pemerintah dalam mengalokasikan sumber daya ekonomi yang ada dalam
pemanfaatannya bisa optimal dan bisa mendukung efisiensi produksi
Contoh : barang private dan barang public
2.
Fungsi
distributive èperanan
pemerintah dalam mendistribusikan sumber daya. Kesempatan dan hasil-hasil
ekonomi secara adil dan wajar
Contoh : ketidakmerataan sumber daya ekonomi dan kesempatam
3.
Fungsi
stabilitatif èfungsi
pemerintah dalam menstabilisasi perekonomian dan memulihkan jika berada dalam
keadaan equilibrium
Contoh : inflasi, tingkat bunga, tingkat upah dst.
4.
Fungsi
dinamisatif èperan
pemerintah dalam menggerakkan proses pembangunan ekonomi, agar lebih cepat
tumbuh, berkembang, dan maju.
Dasar teori pengeluaran pemerintah
Lima alasan “Adolph wagner” pengeluaran pemerintah selalu meningkat
:
1.
Tuntutan
alasan pelindungan keamanan dan pertahanan.
2.
Kenaikan
tingkat pendapatan masyarakat
3.
Urbanisasi
yang mengikuti pertumbuhan ekonomi
4.
Perkembanagan
demokrasi
5.
Inefisiensi
pelaksanaan demokrasi
Pengeluaran
Pemerintah Indonesia
Pengeluaran
Pemerintah dapat dikategorikan ke dalam berbagai jenis pengeluaran.
Pertama, rincian belanja negara menurutt organisasi disesuaikan dengan susunan kementrian negara/lembaga pemerintah pusat. Belanja pemerintah pusat menurut organisasi dipengaruhi oleh perkembangan susunan kementrian lembaga,perkembangan jumlah bagian anggaran (BA), dan perubahan nomenklatur atau pemisahan suatu unit organisasi dari organisasi induk,atau penggabungan organisasi. Belanja pemerintah pusat menurut organisasi secara garis besar terdiri dari dua bagian anggaran umum, yaitu
Pertama, rincian belanja negara menurutt organisasi disesuaikan dengan susunan kementrian negara/lembaga pemerintah pusat. Belanja pemerintah pusat menurut organisasi dipengaruhi oleh perkembangan susunan kementrian lembaga,perkembangan jumlah bagian anggaran (BA), dan perubahan nomenklatur atau pemisahan suatu unit organisasi dari organisasi induk,atau penggabungan organisasi. Belanja pemerintah pusat menurut organisasi secara garis besar terdiri dari dua bagian anggaran umum, yaitu
(i) Bagian Anggaran Kementrian/Lembaga (K/L),dan
(ii) BA Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (APP).
Bagian
anggaran kementrian/lembaga merupakan bagian anggaran belanja pemerintah pusat
yang dikelola oleh kementrian/lembaga dalam rangka pelaksanaan program-program
pemerintah yang telah digariskan dalam rencana kerja pemerintah (RKP).
Sementara itu,BA APP merupakan bagian anggaran belanja emerintah pusat yang
dikelola oleh menteri keuangan selaku bendahara umum negara,dalam rangka
peaksanaan kegiatan-kegiatan yang tidak dilaksanakan K/L,seperti pembayaran
pensiun dan pembayaran bunga utang,sementara rincian belanja daerah menrut
organisasi disesuaikan dengan susunan perangkat daerah/lembaga tekhnis daerah
.
Kedua,rincian
belanja negara/daerah menurut fungsi,antara lain terdiri atas pellayanan umum,pertahanan,ketertiban
dan keamanan,ekonomi,lingkungan hidup,perumahan dan fasilitas
umum,kesehatan,pariwisata,budaya,agama,pendidikan dan perlindungan sosial. Pada
dasarnya, belanja pemerintah pusat menurut fungsi dapat menggambarkan
a.
besarnya alokasi anggaran padaprogram-program dalam fungsi
pada K/L atau menteri keuangan selaku bendahara umum negara
b.
banyaknya K/L yang menjalankan program-program dalam fungsi
yang bersangkutan.
Ketiga,
rincian belanja negara/daerah menurut jenis belanja (sifat ekonomi),antara lain
terdiri atas belanja pegawai,belanja barang,belanja
modal,bunga,subsidi,hibah,bantuan sosial,dan belanja lain-lain.
Menurut
Badan Pusat Statistik dari sumber Departemen Keuangan RI,jumlah pengeluaran
negara tahun 2011 berjumlah 823,627 jumlah ini merupakan
perolehan dari berbagai pengeluaran dari uraian diatas.dan rinciannya
yaitu, (dalam Milyaran Rupiah)
*Belanja
Pegawai 180,624
*Belanja Barang 131,533
*Belanja Modal 121,659
*Pembayaran Bunga Utang 116,403
*Subsidi
184,817
*Belanja
Hibah 771
*Bantuan
Sosial 61,526
*Belanja
Lain-Lain 26,294
Setiap
tahun tingkat pengeluaran negara semakin tinggi,ini belum sebanding dengan
kesejahteraan rakyat dimana masih banyak sekali rakyat yang mengalami
kemiskinan,diharapkan pemerintah mampu membangun negara yang berkembang ini
menjadi negara maju dengan jumlah kemiskinan yang minim. Karena setiap
pengeluaran yang ada bahkan tinggi haruslah diikuti dengan hasil yang lebih
baik.
Tiga neraca pemerintahan pusat
Neraca Modal
Merupakan bagian dari neraca
pembayaran yang mencerminkan perubahan-perubahan dalam kepemilikan aset jangka
pendek dan jangka panjang (seperti saham, obligasi dan real estate)
suatu negara, Yang meliputi
a. Arus modal keluar tercatat
sebagai debit karena suatu Negara membeli asset berharga dari pihak asing (luar
negeri).
b. Transaksi-transaksi neraca
modal diklasifikasi sebagai investasi portfolio, langsung atau jangka pendek.
Untuk dapat membeli aset luar
negeri diperlukan valuta asing, dengan demikian arus modal neto menggambarkan demand
terhadap valuta asing. Nilai valuta asing ditentukan oleh demand valas
untuk membeli barang-barang dan jasa dan demand terhadap valas untuk
membeli aset. Neraca Modal adalah ukuran investasi jangka pendek dan jangka
panjang suatu negara, termasuk investasi langsung luar negeri dan investasi
dalam sekuritas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar