Jumat, 08 Juni 2012

BAB VI PENDUDUK DAN KETENAGAKERJAAN


BAB VI
PENDUDUK DAN KETENAGAKERJAAN
Variabel-variabel kependudukan Indonesia
Menurut penaksiran yang pertama kali tentang jumlah penduduk Indonesia pada tahun 1815. Itu pun sebatas penduduk yang ada di pulau jawa, yang kala itu ditaksir berjumlah 4,5 juta jiwa. Akan hal jumlah penduduk seluruh Indonesia, perkiraan yang cukup layak dipercaya barulah diadakan sensus penduduk tahun 1930. Saat itu jumlah penduduk Indonesia ditaksir berjumlah 60,73 juta jiwa, 41,82 juta jiwa atau sekitar 68,86% merupakan jumlah penduduk  pulau jawa. Penduduk Indonesia terus tumbuh dengan laju  sekitar 2% rata-rata pertahun. Pada pertengahan tahun 1993 penduduk Indonesia sudah berjumlah sekitar 187 juta jiwa. Dengan jumlah ini Indonesia sudah menempati urutan keempat Negara berpenduduk terbesar di dunia sesudah RRC, india, dan amerika serikat. Pada tahun 2000 penduduk Indonesia diperkirakan 205-206 juta jiwa.
Karakteristik kependuduka Indonesia
 Sampai akhir repelita VI komposisi penduduk Indonesia menurut jenis kelamin di perkiraka masih sama tidak terjadi perubaha, jumlah perempuan masih lebih banyak dari pada laki-laki. Angka rata-rata harapan hidup meningkat dari 26,7 tahun pada akhir pelita V menjadi 64,6 tahun pada repelita VI yang akan datang.
Penduduk Muda dan Penduduk Tua
Pengelompokkan penduduk menurut umur dapat digunakan untuk mengetahui apakah penduduk di suatu wilayah termasuk berstruktur umur muda atau tua. Penduduk suatu wilayah dianggap penduduk muda apabila penduduk usia dibawah 15 tahun mencapai sebesar 40 persen atau lebih dari jumlah seluruh penduduk. Sebaliknya penduduk disebut penduduk tua apabila jumlah penduduk usia 65 tahun keatas diatas 10 persen dari total penduduk.
Suatu bangsa yang mempunyai karakteristik penduduk muda akan mempunyai beban besar dalam investasi sosial untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar bagi anak-anak dibawah 15 tahun ini. Dalam hal ini pemerintah harus membangun sarana dan prasarana pelayanan dasar mulai dari perawatan Ibu hamil dan kelahiran bayi, bidan dan tenaga kesehatan lainnya, sarana untuk tumbuh kembang anak termasuk penyediaan imunisasi, penyediaan pendidikan anak usia dini, sekolah dasar termasuk guru-guru dan sarana sekolah yang lain.
Sebaliknya bangsa dengan ciri penduduk tua akan mengalami beban yang cukup besar dalam pembayaran pensiun, perawatan kesehatan fisik dan kejiwaan lanjut usia (lansia), pengaturan tempat tinggal dan lain lain. Penduduk Indonesia belum dianggap sebagai penduduk tua karena persen penduduk diatas 65 tahun masih kecil, namun karena jumlah penduduk yang besar, maka jumlah orang tua juga cukup besar untuk memperoleh perhatian dari pemerintah pusat maupun lokal.

Ketenagakerjaan
Konsep dan difinisi
Tenaga kerja dipilih pula dalam dua kelompok yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Yang termasuk angkatan kerja adalah tanaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang bekerja atau mempunyai pekerjaan untuk sementara sedang tidak bekerja, dan mencari pekerjaan. Sedangkan yang bukan termasuk angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan; yakni orang-orang yang kegiatannya bersekolah.
Angkatan kerja Indonesia
sekitar tiga seperepmat penduduk Indonesia termasuk dalam batas usia kerja. Dengan kata lain seperempat penduduk Indonesia termasuk sebagai tenaga kerja karena belum berumur 10 tahun. Tahun 1993 jumlah tengan kerja tercatat sebesar 143,8 juta orang. Angkatan kerja hanyalah sekitar 55-60%. Pertumbuhan jumlah tenaga kerja lebih tinggi dari pada pertumbuhan jumlah penduduk secara keselurhan. Hal itu disebabkan karena struktur penduduk menurut umur, hingga saat ini masih di dominasi oleh penduduk berusia muda.
Tingkat partisipasi angkatan kerja dan pengangguran
Rasio antara angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja dikenal dengan istilah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), yang notabene merupakan besarnya jumlah penduduk masuk dalam pasar kerja. TPAK pada tahun 2009 sebesar 68,86 persen, dimana laki-laki mempunyai TPAK yang lebih besar daripada perempuan yaitu 85,93 dibandingkan 50,68.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tahun 2009
http://batangharikab.bps.go.id/images/Tabel%20Pengangguran.gif
Pada tahun 2009, tingkat pengangguran terbuka menunjukkan angka 4,20 persen. Berdasarkan jenis kelamin, TPT laki-laki (4,45 persen) lebih tinggi dibandingkan dengan TPT perempuan yakni sebesar 3,76 persen.

Lapangan dan tingkat upah
            Lapangan, status, dan jenis pekerjaan
Lapangan pekerjaan utama bagi penduduk Indonesia masih berada di sector pertanian. Sampai tahun 1994. Separuh dari jumlah pekerja menyandarkan diri sebagai sumber nafkah utama. Sector perdanganagan menempati urutan kedua dengan jumlah masing-masing 15,79 dan 13,345 pekerjaan, ada pun sector industry menyerap sekitar 11,09% pekerja, berada di urutan berikutnya pada tahun 1994, proporsi pekerja perempuan di sector pertanian di pedesaan tidak jauh berbeda dengan laki-laki. Sedangkan di daerah kota bertani banyak dilakukan oleh laki-laki. Pekerja dikota mengandalkan hidupnya disektor pertanian hanya 10,22%, sedangkan di pedesaan mencapai 66%. Angka-angka ini jelas menyiratkan ketimpangan sektoral dalam daya serap pekerja.
 Jam kerja
Menilai apakah seseorang menganggur atau tidak semata-mata tergantung berdasarkan apakah mereka mempunyai pekerjaan atau tidak, sekiranya kuranglah memadai. Pendekatan semacam itu mengabaikan pemanfaatan tenaga  yang bersangkutan. Seseorang tergolong  tidak menganggur karena ia mempunyai pekerjaan atau mempunyai pekerjaan. Akan tetapi jika dalam bekerja itu tenaganya tidak termanfaatkan secara optimal, berarti ia bekerja tidak dalam kapasitas penuh, maka sesungguhnya ia setengah menganggur atau menganggur secara terselubung. Oleh karena itu, jam kerja yang dicurahkan perlu turut dipertimbangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar