BAB VI
PENDUDUK DAN KETENAGAKERJAAN
Variabel-variabel kependudukan Indonesia
Menurut penaksiran yang pertama kali tentang jumlah penduduk Indonesia
pada tahun 1815. Itu pun sebatas penduduk yang ada di pulau jawa, yang kala itu
ditaksir berjumlah 4,5 juta jiwa. Akan hal jumlah penduduk seluruh Indonesia,
perkiraan yang cukup layak dipercaya barulah diadakan sensus penduduk tahun
1930. Saat itu jumlah penduduk Indonesia ditaksir berjumlah 60,73 juta jiwa,
41,82 juta jiwa atau sekitar 68,86% merupakan jumlah penduduk pulau jawa. Penduduk Indonesia terus tumbuh
dengan laju sekitar 2% rata-rata
pertahun. Pada pertengahan tahun 1993 penduduk Indonesia sudah berjumlah
sekitar 187 juta jiwa. Dengan jumlah ini Indonesia sudah menempati urutan
keempat Negara berpenduduk terbesar di dunia sesudah RRC, india, dan amerika
serikat. Pada tahun 2000 penduduk Indonesia diperkirakan 205-206 juta jiwa.
Karakteristik kependuduka Indonesia
Sampai akhir repelita VI
komposisi penduduk Indonesia menurut jenis kelamin di perkiraka masih sama
tidak terjadi perubaha, jumlah perempuan masih lebih banyak dari pada
laki-laki. Angka rata-rata harapan hidup meningkat dari 26,7 tahun pada akhir
pelita V menjadi 64,6 tahun pada repelita VI yang akan datang.
Penduduk Muda
dan Penduduk Tua
Pengelompokkan
penduduk menurut umur dapat digunakan untuk mengetahui apakah penduduk di suatu
wilayah termasuk berstruktur umur muda atau tua. Penduduk suatu wilayah
dianggap penduduk muda apabila penduduk usia dibawah 15 tahun mencapai sebesar
40 persen atau lebih dari jumlah seluruh penduduk. Sebaliknya penduduk disebut
penduduk tua apabila jumlah penduduk usia 65 tahun keatas diatas 10 persen dari
total penduduk.
Suatu bangsa
yang mempunyai karakteristik penduduk muda akan mempunyai beban besar dalam
investasi sosial untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar bagi anak-anak
dibawah 15 tahun ini. Dalam hal ini pemerintah harus membangun sarana dan
prasarana pelayanan dasar mulai dari perawatan Ibu hamil dan kelahiran bayi,
bidan dan tenaga kesehatan lainnya, sarana untuk tumbuh kembang anak termasuk
penyediaan imunisasi, penyediaan pendidikan anak usia dini, sekolah dasar
termasuk guru-guru dan sarana sekolah yang lain.
Sebaliknya
bangsa dengan ciri penduduk tua akan mengalami beban yang cukup besar dalam
pembayaran pensiun, perawatan kesehatan fisik dan kejiwaan lanjut usia
(lansia), pengaturan tempat tinggal dan lain lain. Penduduk Indonesia belum
dianggap sebagai penduduk tua karena persen penduduk diatas 65 tahun masih
kecil, namun karena jumlah penduduk yang besar, maka jumlah orang tua juga
cukup besar untuk memperoleh perhatian dari pemerintah pusat maupun lokal.
Ketenagakerjaan
Konsep dan
difinisi
Tenaga kerja
dipilih pula dalam dua kelompok yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
Yang termasuk angkatan kerja adalah tanaga kerja atau penduduk dalam usia kerja
yang bekerja atau mempunyai pekerjaan untuk sementara sedang tidak bekerja, dan
mencari pekerjaan. Sedangkan yang bukan termasuk angkatan kerja adalah tenaga
kerja atau penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai
pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan; yakni orang-orang yang
kegiatannya bersekolah.
Angkatan kerja
Indonesia
sekitar tiga
seperepmat penduduk Indonesia termasuk dalam batas usia kerja. Dengan kata lain
seperempat penduduk Indonesia termasuk sebagai tenaga kerja karena belum
berumur 10 tahun. Tahun 1993 jumlah tengan kerja tercatat sebesar 143,8 juta
orang. Angkatan kerja hanyalah sekitar 55-60%. Pertumbuhan jumlah tenaga kerja
lebih tinggi dari pada pertumbuhan jumlah penduduk secara keselurhan. Hal itu
disebabkan karena struktur penduduk menurut umur, hingga saat ini masih di
dominasi oleh penduduk berusia muda.
Tingkat
partisipasi angkatan kerja dan pengangguran
Rasio antara angkatan kerja
dengan jumlah penduduk usia kerja dikenal dengan istilah Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK), yang notabene merupakan besarnya jumlah penduduk masuk
dalam pasar kerja. TPAK pada tahun 2009 sebesar 68,86 persen, dimana laki-laki
mempunyai TPAK yang lebih besar daripada perempuan yaitu 85,93 dibandingkan
50,68.
Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tahun 2009
Pada tahun 2009, tingkat pengangguran terbuka
menunjukkan angka 4,20 persen. Berdasarkan jenis kelamin, TPT laki-laki (4,45
persen) lebih tinggi dibandingkan dengan TPT perempuan yakni sebesar 3,76
persen.
Lapangan dan tingkat upah
Lapangan, status,
dan jenis pekerjaan
Lapangan pekerjaan utama bagi penduduk Indonesia masih berada di
sector pertanian. Sampai tahun 1994. Separuh dari jumlah pekerja menyandarkan
diri sebagai sumber nafkah utama. Sector perdanganagan menempati urutan kedua
dengan jumlah masing-masing 15,79 dan 13,345 pekerjaan, ada pun sector industry
menyerap sekitar 11,09% pekerja, berada di urutan berikutnya pada tahun 1994,
proporsi pekerja perempuan di sector pertanian di pedesaan tidak jauh berbeda
dengan laki-laki. Sedangkan di daerah kota bertani banyak dilakukan oleh
laki-laki. Pekerja dikota mengandalkan hidupnya disektor pertanian hanya
10,22%, sedangkan di pedesaan mencapai 66%. Angka-angka ini jelas menyiratkan
ketimpangan sektoral dalam daya serap pekerja.
Jam kerja
Menilai apakah seseorang menganggur atau tidak semata-mata
tergantung berdasarkan apakah mereka mempunyai pekerjaan atau tidak, sekiranya
kuranglah memadai. Pendekatan semacam itu mengabaikan pemanfaatan tenaga yang bersangkutan. Seseorang tergolong tidak menganggur karena ia mempunyai
pekerjaan atau mempunyai pekerjaan. Akan tetapi jika dalam bekerja itu
tenaganya tidak termanfaatkan secara optimal, berarti ia bekerja tidak dalam
kapasitas penuh, maka sesungguhnya ia setengah menganggur atau menganggur
secara terselubung. Oleh karena itu, jam kerja yang dicurahkan perlu turut
dipertimbangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar