Jumat, 08 Juni 2012

BAB VII PERDAGANGAN DAN PEMBAYARAN INTERNASIONAL


BAB VII
PERDAGANGAN DAN PEMBAYARAN INTERNASIONAL
Konsep  dan unsur-unsur neraca pembayaran internasional (NPI) adalah semua transaksi yang dilakukan negara dengan negara lain (barang, jasa, dan dana) dicatat secara sistematis dalam neraca pembayaran internasional
Hubungan ekonomi antar negara dapat dilakukan berupa :
1.      Antar negara
2.      Antar penduduk
3.      Antar swasta
4.      Antar badan hokum
Unsure neraca pembayaran nasional dibagi menjadi tiga
1.      Neraca perdagangan
2.      Transaksi berjalan
3.      Neraca modal
Struktur dan unsure neraca perdaganagn internasional
A.    1. Barang è transaksi berjalan
a.       Eksport
b.      Import
2.      Jasa-jasa
a.       Terima
b.      Bayar
B.     Lalu lintas modal dan neraca modal
1.      Pemerintah masuk-keluar
2.      Swasta masuk-keluar
C.     Special drawing right (SDR)
D.    Selisih perhitungan è terjadi jika ada transaksi yang tidak terdeteksi tapi menimbulkan arus kas kedalam dan keluar.
E.     Lalu lintas modern dan cadanagn devisa

Konstalasi perdagangan dunia dapat dibebankan oleh:
a.       Factor ekonomi
b.      Factor politik
Tahun 1970 an
a.       Embargo minyak barang-barang arab (perang arab israel)
b.      Kekalahan perang Amerika vs Vietnam
c.       Krisis minyak dunia
Tahun 1980 an
a.       Realisasi kurs mata uang negara-negara eropa
b.      Proteksi negara-negara industry è kelesuan perdaganagan internasional
c.       Perang dagang jepang vs amerika
Tahun 1990 an
a.       Ekonomi dunia mulai pulih è tumbuhnya kepercayaan negara-negara maju untuk melakukan investasi di negara-negara berkembang (asia-afrika)
b.      Kepercayaan terhadap investasi di negara eropa mengalami penurunan
c.       Krisis terhadap anggaran belanjan negara.
GATT 1994 dan kesiapan Indonesia :
Berangkaa dari:
1.      Proteksionisme masing-masing negara terhadap barang-barang import
2.      Regionalisasi perdagangan dunia
Lahirnya GATT
1.      Uruguay (September 1986)
2.      Genewa-Swis (1993)
3.      Maroko 1994

Melalui
a.       Penurunan tariff
b.      Subsidi eksport
c.       Proteksi baru à anti dumping àdsbgnya.
Tanggal 15 desember 1993 di Genewa-Swis à dicapai kesepakatan
Tanggal 15 april 1994 di merakesh (maroko) à 125 negara menandatangani kesepakatan à resmi berdiri WTO.
Kebijakan-kebijakan
Kebjakan neraca pembayaran dalam negeri :
1.      Kebijakan fiscal à tax (pajak)
a.        Progresif = semakin naik pendapatan maka pajak juga naik
b.      Proportional (sebanding) = jika pendapatan naaik 10%, pajak naik 10%
c.       Degresif = jika pajak naik, pajak turun
2.      Kebijakan Moneter
a.       Jumlah uang beredar (JUB)àinflasi S > D, deflasi S < D
b.      Open market operation
ü  Politik pasar terbuka à “panen” dolog / membeli gabah
ü  Fungsi dolog = mengendalikan harga
c.       Rate of interest (R) : mengatur demand an supply berupa investasi dan mempunyai instrument dalam sector riil.
Asumsi dasar
a.       Laju inflasi
b.      Tingkat suku bunga
c.       Nilai paritas antara valuta negara industry maju
Kebijakan perdagangan luar negeri
1.      Peningkatan daya saing
2.      Perluasan pasar à efesiensi, perbaikan mutu produksi dsb
3.      Difersifikasi produk à penyempurnaan sarana dan prasarana (promosi, jejaring informasi, dsb)
Kebijakan investasi asing
1.      Deregulasi
2.      Debirokratisasi
3.      Desentralisasi àpaket 23 oktober 1993
Pinjaman luar negeri …….sebagai suplemen dengan persyaratan
1.      Pinjman lunak
2.      Tidak terkait dengan unsure politik
3.      Bersifat jangka panjang
DSR (debt service ratio) = jumlah pelunasan utang / nilai eksport
Otonomi daerah
UU No. 27/1999
UU No. 33/2004
Pertimbanagan keuanagan pusat dan daerah
a.       Dana alokasi umum (DAU)
b.      Dana alokasi khusus (DAK)
Kebijakan nilai tukar devisa
Indonesia menganut :
1.      Nilai tukar mengambang-terkendali (manunggal-floating exchanger)
2.      Devisa bersifat bebas (arus masuk devisa dan arus keluar)
Sasaran “rencana pembagunan jangka panjang” meliputi :
1.      Penekanan debt service ratio (DSR) : pemerintah
2.      Penekanan debt service ratio (DSR) : swasta à secara sistematis.

1 komentar:

  1. aduh tampilannya kurang menarik, bisa ganti yang lebih cerah deh.

    BalasHapus